Tak terasa sudah memasuki bulan keempat setelah kepergian pria itu dari hidupku. Senang, sedih, bahkan tangisan airmata tampaknya hampir tiap malam menghiasi kehidupanku. Begitu lemahnya aku begitu tak berdayanya aku selepas kepergiannya. Entahlah, setelah kejadian tersebut hati dan perasaanku begitu labil, mudah berubah-ubah terkadang begitu menikmati hidup setiap detiknya, namun jika kerinduan terhadapnya datang aku hanya bisa menangisi kebodohanku yang melepaskannya pergi begitu saja dari hidupku. Berusaha kuat setiap harinya bahkan berusaha tersenyum dan memfokuskan diri untuk tidak kembali teringat padanya, namun kenyataannya begitu sulit. Bahkan belum lama ini aku mendapatkan kabar dia akan menikah. Umm.. entah apa jadinya aku ya jika melihatnya bersanding dengan wanita lain.. Begitu takutnya hal tersebut terjadi dan harus kulalui. Maka terkadang jika aku sudah tak bisa tertahan akan kerinduan terhadapnya baik senyumanannya, dan omelannya terhadapnya aku memberanikan diri untuk mengirimkan sms kepadanya atau bahkan selalu menyapa dirinya ketika dia sedang online di jejaring sosial karena ku berfikir mungkin hatinya akan tergerak untuk dapat menyapaku dan mungkin saja dia bisa kembali padaku (pikirku yang selalu saja beroptimis ria padahal kenyataan yang kudapatkan tak satu pun sms atau bahkan sapaanku terhadapnya tak diindahkan olehnya sama sekali). Menyedihkan banget ya aku.. sudah sebegitunya perlakuannya terhadapku namun entah mengapa rasa sayang masih saja menggelayut dihatiku. Aduh.. aku tuh bodoh atau dungu seh?? Kadang aku saja tak mengerti diriku sendiri!!!.
Lalu haripun berlanjut, dan entah mengapa tak biasanya aku mengaktifkan emailku lalu, muncul nama itu, Mr. Finance yang secara tak sengaja menandakan sedang aktif alias available hingga kemudian karena keberanianku aku pun menyapanya dan diapun menyapaku dengan sendirinya. Lucu dan aneh setelah satu tahun tak bertemu bahkan chatting pun tak mungkin tiba-tiba saja dia hadir. Lalu obrolan kami pun dari hari ke hari berlanjut dengan sendirinya. Bahkan hari demi hari sudah menjadi kebiasaanku untuk chat dengannya. Rasanya begitu hambar jika dalam satu hari saja aku tak berbicara dengannya. Entah mengapa ku tak bisa menolak Mr. Finance itu untuk mulai mengisi hari-hariku, bahkan aku tak segan-segan untuk selalu bercerita hari-hariku, bermanja dengannya padahal hanya dengan melalui kata-kata Mr. Finance itu mulai mengisi kekosongan hatiku. Ya ampun.. apa aku kembali jatuh cinta padanya? Karena selama satu tahun tersebut kupendamkan segala rasa kagumku karena kepergian dirinya yang tiba-tiba. Namun dia hadir kembali dalam hidupku ada apa gerangan hikmah di balik ini semua? Apakah dia yang mampu menghapus segala kepedihan ku? Pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu saja bergelayut di pikiranku setiap harinya. Entahlah aku tak mampu menjawabnya hanya waktu yang mampu menjawab. Hari berlanjut bahkan tanpa sengaja aku mulai selalu memperhatikan dirinya, bahkan sedikit demi sedikit rasa sayangku terhadapnya muncul karena tanpa ku pintapun dia selalu saja memanjakanku bahkan begitu perhatiannya padaku hingga pada suatu moment dia mengatakan “ I love you” entah apa maksud dari ungkapannya tersebut bahkan sempat aku tak mempercayai semua ucapannya hingga dia mengatakan sejujurnya bahwa memang sedari dulu pun dia begitu memujaku namun tak mampu dia ungkapkan karena status kami yang berbeda yaitu dia menikah dan aku hanya seorang wanita kesepian. Apa senang atau sedih? Aku tak mampu memikirkannya yang hanya kupikirkan adalah menikmati tiap detik bersamanya walau hanya di dunia maya dimana jarak dan waktu memisahkanku dengannya. Lalu, kami pun memberanikan diri untuk dapat bertemu, dengan dalih dia ingin mengembalikan buku yang telah kupinjamkan padahal pada awal aku meminjamkan buku tersebut aku meminta sahabatnya untuk mengantarkan buku tersebut padanya karena hatiku yang meragu dan agak sedikit takut untuk bertemu dengannya. Lalu, hari itu pun datang, dia mulai mengirimkan sms kepadaku untuk bertemu di dekat sebuah pertokoan di pinggir jalan, lalau entah mengapa aku berdandan serapi mungkin, sewangi dan secantik mungkin karena aku akan bertemu dengan lelaki yang kupuja setahun yang lalu hatiku begitu berdebar tiap detiknya. Lalu selama perjalanan tak henti-hentinya aku tersenyum sendiri. Aku pun sampai akhirnya ditempat yang sudah kami janjikan, mataku mulai mencari-cari sosok tersebut bahkan hatiku pun bertanya-tanya bagaimana rupanya apa masih sama seperti yang dulu kah atau sudah berubah? Lalu dari kejauhan aku melihat sosok tersebut yang sedang mengendarai motornya secara perlahan yang berjalan kearahku. Jantungku berdebar dengan kencang hingga akhirnya sosok tersebut berhenti tepat di depanku. Pria jangkung kurus dengan dibalut jaket warna kulit, sepatu kets putih dan memakai kemeja kotak-kotak merah bahkan ketampanan wajahnya pun ternyata tak pudar sama sekali hanya bertambah tirus dengan lekukan rahangnya yang begitu kerasnya. Matanya yang sipit memandang kearahku dan memberikan senyuman yang termanis yang sudah kurindukan selama 1 tahun kupendam. Aku dan dirinya sama terpana dengan pertemuan kami pada saat itu bahkan tak satu patah kata pun yang kami ucapkan hanya saja aku merasakan kehangatan pandangannya padaku yang begitu menghiburku. Lalu setelah pertemuan pertama kami, komunikasi kami berdua pun semakin intens dengan sendirinya bahkan setiap harinya aku dan dirinya sama-sama mengungkapkan perasaan yang sama yaitu ingin bersama. Bahkan jika bukan melalui sms, komunikasi pun melalui chatting dimana waktu tiap detiknya berjalan begitu cepat tak sadarkan diri bahwa hampir pertengahan malam kami selalu chatting. Kegiatan ini pun berjalan setiap harinya. Entah mengapa dia telah berhasil menerobos masuk kedalam relung hatiku dengan segala keromantisan yang dia tawarkan padaku bahkan dengan bodohnya aku begitu terkulai dengan segala rayuannya. Padahal aku sudah tahu bahwa dia adalah pria yang sudah menikah hanya saja keadaan keluarganya yang tidak bahagia sehingga membuatku begitu iba ingin membuat dirinya bahagia, namun tampaknya hal tersebut tak dapat aku lakukan. Yang aku bisa lakukan hanya berdoa untuk segera dia diberikan kebahagiaan untuknya dan keluarganya. Namun mengapa setiap pembicaraan kami tentang istrinya hatiku begitu cemburu. Aneh.. Lalu hal yang aku takutkan dan memang sudah terfikirkan dibenakku beberapa hari sebelumnya bahwa jalinan ini tak baik dan terjadilah hal tersebut sudah setelah beberapa jam kami chatting, dia mengungkapkan bahwa kebiasaan kami tersebut harus segera di hentikan. Entah apa alasan dia ingin melakukannya karena aku tak berani mengomentarinya, aku hanya menuruti segala keputusannya namun aku menyadari bahwa yang kami lakukan sudah tidak baik dan aku kembali ditinggalkan.
Entahlah.. apa sudah menjadi nasibkukah untuk kembali ditinggalkan oleh orang-orang yang aku cintai?? Salahku pula yang selalu saja dengan mudah terpesona oleh bujuk rayu seorang pria. Sudah cukup tampaknya aku bermain dengan hatiku. Aku harus kembali fokus untuk merancang kembali masa depanku, entah apa masa depan yang akan aku reguk nanti apakah sebuah kebahagiaan ataukah hanya kesedihan.. Aku tak tahu... Aku tidak boleh jatuh pada sebuah kubangan yang sama setiap kalinya. Aku manusia yang diberi akal dan keimanan dimana aku harus mulai membentengi diri dengan semua hal yang dapat membuatku terlena dengan keindahan dunia. Semuanya hanyalah kesemuan dan aku harus terima dengan keikhlasan akan kehidupan yang aku terima. Mari jadikan hidup yang hanya sementara ini begitu berharga dan tentunya terus menerus memperbaiki diri sendiri untuk menjadi lebih baik darihari ke hari tentunya. A true Loves hanya Cinta Allah pada HambaNYA..
Setiap kehidupan pasti terdapat makna yang terkandung didalam.. mungkin pada saat ini aku hanya ingin merasakan setiap harinya manis dan pahitnya sebuah kehidupan yang fana ini.. ^_~ v..
Ampuni segala khilafku Ya Rabb..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar