Just me

Sabtu, 23 April 2011

My dad..


Memasuki usiaku ke-25 tahun, alhamdulillah wa syukurillah Allah masih memberi kesempatan bagiku untuk berusaha berbakti kepada kedua orang tuaku, kusebut mereka dengan sebutan mama dan papa. Mama ku sudah memasuki usia 56 tahun, sedang papaku berusia 58 tahun. Semenjak ku masih di dalam kandungan mama pernah bercerita bahwa mama banyak mengkonsumsi buah alpukat, sehingga ketika aku dilahirkan di dunia pada usiaku 1 hari, rambutku begitu gomplok (berambuk tebal dan hitam) dan yang paling menyedihkan adalah bahwa Mama begitu kesulitan untuk melahirkanku dikarenakan proses kelahiranku yang begitu terasa sulit dibandingkan dengan proses kelahiran kakak-kakakku terdahulu, kalau kebanyakan orang bilang bahwa aku lahir itu sungsang, sehingga mama harus extra kekuatan untuk melahirkanku dan alhamdullilah tepat pukul. 05.00 pagi pada tanggal 25 juli 1986 aku dilahirkan di kota Bogor dengan berat 3kg dengan panjang 48 cm. Papaku pada saat aku dilahirkan dengan setia menunggu mama yang sedang berjuang antara hidup dan mati dalam melahirkanku.

Mama ku adalah seorang sosok wanita yang tegas, sedang Papa adalah sosok ayah yang begitu lembut dan tak pernah sediktpun melewatkan hidupnya untuk selalu menemani anak-anaknya dalam moment apapun. Papa adalah typical lelaki yang mudah dekat dengan anak kecil dan suka selalu bermain dengan anak-anak kecil terutama dengan anak kandung nya sendiri. Bisa dibilang sedari kecil papa dan aku seperti tinta dan kertas putih, dimana aku begitu dekat dengan beliau, Papa selalu mengajakku kemana pun papa pergi, bahkan pada saat papa pergi libur bekerja, papa selalu mengajakku bermain, ya bisa dibilang karena Papa begitu banyak menginspirasiku sehingga aku begitu tomboy. Topi dan celana jeans adalah pakaian favoriteku semasa ku kecil, rok atau apapun tak pernah ku sentuh. Seingatku hingga saat ini, papa jarang sekali memarahi atas kenakalan masa kecilku, malah papa itu selalu mendukung setiap tindakanku, walau kadang mama she yang suka bertolak belakang. Ada satu kesamaan aku dan Papa yaitu mempunyai tahi lalat yang srupa tepat di didagu kami.



Memasuki usia remaja, kedekatan aku dan Papa sedikit menjauh, dikarenakan aku mulai terbiasa dengan bersahabat dengan teman-temanku, tapi tak pernah sedikit pun aku melewatkan satu malam untuk berbagi cerita menarik seputar remaja, baik ketika aku dimarahi guru atau bahkan ketika aku mulai naksir dengan seorang cowok. Entah mengapa aku begitu nyaman dengan Papa. Keberadaan papa dan keridhhoan Papa dan mama begitu berarti bagiku, sosok beliau begitu menguatkanku kala aku memasuki pada usia kepala dua ini. Tak sedikti pengalaman hidup yang kualami yang tak pernah kuceritakan dengan papa. Komitmen kami dalam hubungan Ayah dan Putrinya adalah sebuah kejujuran dan keterbukaan. Hal ini sudah tertanam sejak aku masih kecil.
Memasuki usia 58 tahun ini, papa dan mama mulai sakit-sakitan. Mungkin dikarenakan sudah berusia lanjut. Mama yang begitu kurus termakan habis memikirkan anak-anaknya, sedang papa mengalami serangan stroke ringan, ini terjadi kala beliau sedang berolah raga pagi seperti biasa seorang diri, ketika pertengahan jalan, tiba-tiba anggota badan sebeyalah kiri papa tidak bisa bergerak, bahkan mengakibatkan tubuh papa terjatuh. Kala itu karena kekuatan dzikir beliau yang tak pernah terputus membuatnya terbangun walau harus dipapah dengan orang lain, dan ketika sesampainya di rumah, papa tak sadarkan diri. Aku begitu terhenyak, ketakutanku begitu memuncak. Terkadang suka berfikir lebih baik aku yang sakit dibandingkan aku kehilanngan seorang yang kusayang. Aku tak kuat ketika aku harus kembali untuk kehilangan seseorang yang terpenting dalam hidupku. Aku ingin Papa dapat mendampingiku ketika aku menikah nanti.
Aku tersadar bahwa hingga saat ini, aku masih belum cukup membahagiakan mereka, walau dengan jawaban papa yang sederhana yang selalu beliau ucapkan adalah melihat fanny bahagia, papa sudah bahagia. Kata-kata yang paling menyentuh yang selalu papa ucapkan adalah “Rasulullah saja menutup usianya ketika berusia 63 tahun, beliau adalah seorang nabi, sedang papa yang hanya seorang insan biasa pasti takkan jauh dengan usia nabi-nya, tak banyak hal yang papa persiapkan hanya perbekalan papa untuk menghadapi kematian.”
Papa dan mama adalah hartaku yang paling berharga. Semoga aku masih diberi cukup umur dan rejeki sehingga dapat terus berbakti dengan papa dan mama.

1 komentar:

  1. Hayoo buruan nikah :)

    Saya umur 30 tahun, papa sudah 60 mama 59.. betul sekali, rasanya selalu ingin berdoa umur yang panjang bagi mereka, karena kita lum bisa membalas banyak jasa mereka.. saya di kepala tiga, satu istri satu anak satu tahun, pun, masih kesulitan dalam nafkah.

    Kadang ingin membahagiakan mereka, membelikan tiket, belanja, memancing (hobi papa dari dulu) apalagi mereka nun jauh di sumatera, banyak pula persoalan hidup yang masih membutuhkan penyelesaian..

    BalasHapus